Translate

30 June, 2015

Sempurna, fana, hina


Bukankah kita ini adalah cerita yang tak bisa di ganggu gugat keberadaannya?
Bukankah kita ada karena Tuhan mengizinkan kita lahir sebagai seorang anak?
Bukankah kita adalah fana?
Bukankah kita ini makhluk yang paling sempurna?
Lalu, akal fikiran dan nuranimu dimana ketika melihat orang lain kelaparan, terlunta-lunta di jalanan?
Kamu siapa? Seenaknya menelantarkan saudara?
Katanya yang paling sempurna, kok malah hina!
Apakah ada yang bisa masuk surga jika masih ada seorang fakir yang perutnya belum terisi saat berbuka? Apa arti bulan ramadhan ini? Bulan penuh ampunan? Bulan yang jika berpuasa penuh maka akan kembali suci sama seperti saat pertama kali lahir di dunia? Benarkah? Lalu dosa mana yang akan didustakan manusia? Dosa mana yang coba ditutupi kepada sesama manusia?
Pahala, dosa, rejeki, jodoh, surga dan neraka adalah urusanmu dengan Tuhan, jangan dicampur adukkan.

28 June, 2015

Cin(tai)


Diperalat dengan alasan perasaan itu sungguh kebodohan
Dilanda prahara kemunafikan
Dilabuhkan dengan alasan kecintaan
Orang yang sedang jatuh cinta tidak bisa dinasehati,
yang diketahui hanya mencintai versi diri sendiri
Tolol sekali, efek mencin(tai)
Sebenarnya apa alasan hidup ini?

25 June, 2015

Senja dengan Gerimis


Aku diam disini, terpaku melihat sudut hampa
Disana aku serasa melihat diriku, ada kesamaan, kesamaan khas yang ditangkap oleh panca indera
Gerimis datang dengan teka-teki, arang aspal dan tanah yang basah
Ada bayangan diri di bawah cahaya lampu penerang jalan
Jingga seperti senja dengan gerimis yang menyejukkan
Melihatmu membuatku mengingat kembali
Aku pernah mendustakanmu sekali, namun kau selalu di hati
Ku rakit semua yang ku punya hanya untuk berlabuh kepadamu
Ku simpan yang di hati hanya untuk melihatmu bahagia
Bohong jika aku tak menyayangimu tapi percayalah apapun yang kau inginkan adalah salah satu impianku. Aku tak akan memaksamu untuk tinggal dan aku juga tak akan pernah memintamu pergi.
Ini, itu, semua pasti berlalu, akan ada yang tertinggal dan waktu bukan tempat untuk menyembuhkan.
Silahkan dustakan apa yang ingin kau dustakan, aku tetap disini, dikejauhan ini.
Silahkan saja katakan pada dunia bahwa kau telah ada yang punya, semoga bahagia dan jangan lupa bahagia
Terima kasih untuk semua yang takkan terganti dan tentang semua kepecundangan ini.

21 June, 2015

Perasaan Mutual


Hei lelaki berbaju putih. Kamu apa kabar?
Aku tak berani menyapamu, aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan.
Kamu tampak bahagia, kamu tampak sumringah.
Banyak yang memakai baju warna putih tapi cuma kamu yang berbeda.
Sepertinya ada yang terpendam tapi entahlah ini perasaan mutual sesaat atau malah akan menjadi perasaan mutual yang akan selalu tersimpan di hati.
Biarlah ini menjadi misteri kefanaan dunia.

20 June, 2015

Guru, Aku ingin atmosfirku


Banyak atmosfir-atmosfir yang kadang tak kukenali.
Atmosfir mengenal diri sendiri pun terkadang tak bisa kutemui guru.
Aku pilu guru, aku ragu.
Aku tak mampu, aku tersedu-sedu.
Hingar bingar dunia ini tak ada artinya buatku.
Bolehkan aku mengganti atmosfer itu dengan pencarian jati diriku dahulu?
Bolehkan aku bertemu dan berkonsultasi tentang itu?
Guru, mejamu masih tetap disana kan? Sudah pasti hal itu tidak akan ku sia-siakan.
Terima kasih guru. Aku tumbuh juga karenamu.

19 June, 2015

Janji-janji


Cerita apa yang hendak kau publikasikan, sedang semua telah berlalu.
Ketika kemampuan bicara tak seperti yang lain, mereka tergugu diam dan hanya mampu melihat, ya hanya melihat!
Coba pikir, apa kamu masih semena-mena seperti dulu? Apa kamu masih ingin menang sendiri tanpa berpikir yang lain? Masih pantaskah kau disebut manusia? atau aku cukup memanggilmu seonggok daging saja? Iya?
Jangan semena-mena dengan hak orang lain. Wahai manusia yang baik hatinya, kau boleh dustakan dirimu sendiri tapi jangan dustakan hak-hak orang lain yang Tuhan titipkan padamu untuk kau sampaikan kepada mereka.
Wahai manusia yang paling sempurna sejak kapan kau seegois ini? sejak kapan kau memikirkan tentang hajat hidupmu sendiri? Bisa tidak kita bersama walau hanya untuk bertegur sapa dan menanyakan keadaan masing-masing tanpa harus mengumbar janji-janji atau omong kosong belaka. Bukankah kita telah lama menjadi saudara sejak Adam dan Hawa di buang ke dunia. Lalu mengapa kita masih seperti orang lain? Jika berbicara berbeda kita semua memang berbeda tapi apakah berbeda menjadi penghalang kita? Sungguh ini tak adil buat kita. Coba saja pikirkan, kita punya cerita yang garisnya sama.
Semoga semena-menamu berakhir jangan menunggu kiamat akhir.

18 June, 2015

Kumbang Bunga


Aku selalu menemukanmu, kamu selalu menemukanku.
Kamu tidak pernah sendirian kan? kamu hanya selalu ingin memilih diam di kerumunan.
Aku tidak melihatmu teriak, kamu hanya ingin memendam bukan?
Aku tahu betapa sulitnya bagimu untuk menunjukkan pada dunia, baiklah simpan dan pendamlah jika dengan itu kamu merasa lebih baik. Memang, memang tidak perlu dunia tahu. Iya aku tahu.
Terbang, sayapmu sunyi. Di tepi jalan ini aku hanya mampu melihat, melihatmu saja.
Kamu, kamu tidak pernah jauh. Kamu, kamu hanya tidak terlihat.
Aku, aku juga masih akan tetap disini, di tepi jalan ini, sampai hujan dan matahari menerpaku.
Entah mati atau tumbuh subur bersama yang lain, lagi-lagi di tepi jalan ini.
Entah kamu bunga atau hanya rerumputan yang sedang menunggunya. 


17 June, 2015

Keada adaan

 

Ada yang tak ingin pergi meski tlah diberi berbagai alasan.
Ada yang ingin pergi tanpa alasan, bahkan pergi dengan satu atau seribu alasan yang tak masuk akal.
Ada yang selalu ingin tinggal, ada yang memilih untuk tanggal dengan janggal.
Ada yang tak mampu berpaling, ada yang dengan mudahnya mengerling.
Ada yang dengan mudahnya melupakan cerita dan menggantinya dengan cinta.

Bila ada satu kecup cerita maka akan ada peluk mesra dari cinta.
Bila ada rasa yang tlah terpatri maka akan ada rindu dalam sanubari.
Mestinya jangan terusik dengan jiwa yang masih ingin menyakiti.
Bukankah manusia diciptakan untuk saling berkasih sayang seperti dalam kisah Adam dan Hawa, mereka dibuang telanjang namun tetap saling mencari meski tlah dipisahkan oleh kebesaran Tuhan, seperti kisah Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahrah yang saling menunggu dalam diam, yang saling mendoakan hingga takdir menyatukan cinta mereka, dan seperti kisah Ayah Ibu untuk anak-anaknya, bekerja keras demi kebahagian mereka.

“Sayangilah orang-orang di bumi, niscaya yang ada di langit akan menyayangimu”
 ~HR. Tirmidzi~





15 June, 2015

Tumbuh bersamamu


Tubuhku pernah ada disini bersamamu. Entah itu berapa tahun silam. Bukan ku tak ingin mengingat-ingat angkanya. Bagiku cukup kenangan di tempat ini saja tanpa perlu tahu berapa lama semua itu tlah usai.

Terima kasih dulu sudah pernah mengajakku kemari, mencari impian tersembunyi yang masih belum bisa ku cumbui. Aku menikmati ranu yang dulu masih mempesonakanku. Meski tidak lengkap dan aku bukan lagi yang dulu tapi ini adalah bagian-bagian kenangan terindah yang pernah ku arungi.
Engkau, kasih, panutan dan ketulusan tanpa banyak kata.
Engkau tauladan yang kadang ku ingkari, tapi kini tlah ku sadari engkau adalah panutan sejati.
Kembaliku bukan untuk mencari. Kau tahu, hatiku hanya ingin bersamamu dimanapun itu.
Terima kasih sudah menemaniku tumbuh dewasa. Kini, nanti, kau akan tetap terukir dalam sanubari, akan terus terjaga sampai embun pagi dan langit senja tak menampakkan dirinya lagi.